Museum Mahameru Blora
Minggu, 11 Juli 2010
Hampir Semua Fosil Gajah Purba Dievakuasi
Dalam pengupasan tahap kedua, Tim Vertebrata Museum Geologi Bandung, Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral mengevakuasi 80 persen fosil gajah purba jenis Elephas hysudrindicus. Tim menemukan pula fosil tulang pinggul dan paha yang masih saling bertaut.
Ketua Tim Vertebrata Museum Geologi Bandung Iwan Kurniawan, Jumat (1/5) di Blora, Jawa Tengah, mengatakan, fosil yang belum ditemukan adalah fosil tulang paha, kaki depan, dan rahang bawah. Kemungkinan fosil tulang-tulang itu berada di bawah fosil tulang-tulang lain.
”Kami menjumpai pula fosil tulang pinggul dan paha yang masih saling bertaut. Hal itu menegaskan teori gajah purba itu mati di lokasi temuan, bukan terbawa dan terendapkan arus Bengawan Solo purba,” kata Iwan menjelaskan.
Iwan menduga lokasi penemuan fosil gajah di Dukuh Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, itu dahulu merupakan sedimen yang belum memadat atau masih labil.
”Gajah itu mati dalam posisi terjerembab atau terperosok endapan tanah. Kemungkinan lokasi temuan itu dahulu merupakan endapan lumpur Bengawan Solo purba,” kata Iwan.
Disimpan di museum
Pada pengupasan tahap pertama, Tim Vertebrata menemukan sekitar 30 persen fosil tulang gajah purba, antara lain fosil tengkorak, gading, lengan, belikat, dan paha. Fosil-fosil itu kini telah disimpan di Museum Geologi Bandung.
Pada pengupasan tahap kedua, tim menemukan 12 tulang ekor, tulang jari, 14 tulang rusuk, pecahan gigi, dan belikat. Tim sempat kesulitan memindahkan sejumlah fosil karena posisinya saling berdekatan dan saling menyangga.
Secara terpisah, ahli vertebrata Museum Geologi Bandung, Prof Fachroel Aziz, mengatakan, gajah purba yang ditemukan tersebut diperkirakan berusia dua juta tahun. Binatang itu masuk dalam kategori fauna Ngandong, seperti kerbau, kuda nil, babi, dan badak.
”Hewan itu hidup di savana atau padang rumput yang dilintasi Bengawan Solo purba pada zaman Pleistosen. Hal itu diketahui dari tipikal binatang-binatang itu yang suka berkubang di air,” kata Aziz.
Menurut dia, di Blora bagian selatan terdapat 5-7 endapan teras Bengawan Solo purba. Di dalam endapan itu terkandung fosil-fosil yang dapat menjawab teka-teki kehidupan zaman purba.
”Penemuan ini sangat penting. Karena itu, kami akan melanjutkan pengupasan fosil gajah itu untuk menjawab teori evolusi gajah purba sekaligus lingkungan hidupnya,” kata Aziz.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar